September 19, 2024

Sub Makalah R&D: ADDIE Design dan ASSURE Dessign

SUB MAKALAH RESEARCH AND DEVELOPMENT

ADDIE DESIGN DAN ASSURE DESIGN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Parno, M.Si.

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Ivania Shaki Mahardika

Kelompok 3

Offering D

 

 

 

 

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2024



DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

1.2  Rumusan Masalah

1.3  Tujuan

BAB II Pembahasan

2.1 ADDIE Design

2.1.1 Pengertian

2.1.2 Komponen

2.1.3 Penerapan

2.2 ASSURE Design

2.2.1 Pengertian

2.2.2 Komponen

2.2.3 Penerapan

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis yang mana merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian pendidikan fisika telah menjadi semakin penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar fisika. Salah satu permasalahan utama adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar fisika, yang disebabkan oleh kurangnya interaksi yang menyenangkan dan relevan antara materi fisika dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, kesulitan dalam memahami konsep fisika juga menjadi hambatan bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang sistematis dan terstruktur untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Metodologi penelitian merupakan proses cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi penelitian dalam pendidikan fisika, khususnya melalui pendekatan research and development (R&D), menawarkan peluang untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran. R&D tidak hanya berfokus pada pengumpulan data, tetapi juga pada pengembangan produk atau metode baru yang dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa. Dengan menerapkan R&D, pendidik dapat merancang alat bantu ajar yang interaktif, seperti simulasi digital dan modul pembelajaran berbasis proyek, yang dapat membuat materi fisika lebih menarik dan mudah dipahami. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan solusi yang lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa serta konteks pendidikan di Indonesia.

Pengembangan metodologi penelitian yang inovatif memungkinkan peneliti untuk mengintegrasikan teknologi edukatif modern dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan konsep-konsep fisika melalui simulasi interaktif, video animasi, dan aplikasi mobile. Integrasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membuat proses belajar lebih menyenangkan dan interaktif. Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk mengembangkan metodologi penelitian yang inovatif dan berdaya guna dalam meningkatkan kualitas pendidikan fisika di Indonesia khususnya melalui pendekatan research and development.

1.2  Rumusan Masalah

  1. Apa definisi dan tujuan dari ADDIE Design dan ASSURE Design?
  2. Apa saja komponen dari ADDIE Design dan ASSURE Design?
  3. Bagaimana penerapan ADDIE Design dan ASSURE Design dalam pembelajaran Fisika?

1.3  Tujuan

  1. Mengetahui definisi dan tujuan dari ADDIE Design dan ASSURE Design.
  2. Mengetahui komponen dari ADDIE Design dan ASSURE Design.
  3. Mengetahui penerapan ADDIE Design dan ASSURE Design pada pembelajaran Fisika.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ADDIE Design

2.1.1 Pengertian

ADDIE Design merupakan salah satu jenis penelitian pengembangan yang biasa digunakan sebagai model pembelajaran. ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Model pembelajaran ini dicetuskan oleh Reiser dan Mollanda pada tahun 1967. ADDIE Design dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kerja pelatihan. Model ini sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional (Waruwu, R. 2024).

2.1.2 Komponen

ADDIE Design memiliki lima komponen utama yang merupakan langkah sistematis sebagai prosedur model pembelajaran, yakni sebagai berikut.

Analysis (Analisis)

Tahap ini berisikan proses pendefinisian apa yang akan dipelajari. Hal yang dilakukan pada tahap analysis yaitu melakukan beberapa analisa terkait kebutuhan sehingga dapat menghasilkan output berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.Tahapan ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu analisis pebelajar, analisis pembelajaran, dan analisis pengiriman online.  Pada tahapan ini peserta didik akan melakukan analisis kebutuhan (need assessment), mengidentifikasi masalah dan kebutuhan, serta melakukan analisis tugas (task analysis).

Sebelum melanjutkan ke tahapan selanjutnya terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi antara lain:

1.     Menentukan karakteristik pebelajar

2.     Menganalisis kebutuhan pebelajar dalam pembelajaran

3.  Membuat peta konsep berdasarkan penelitian awal. Dilanjutkan dengan merancang flow chart untuk memberikan arah yang jelas untuk produksi produk

4.     Menentukan jenis media yang akan dikembangkan

5.     Menganalisis kendala yang ditemukan

6.  Merancang assessment untuk menguji pencapaian kompetensi pebelajar, akurasi dalam menyelesaikan tugas, lembar kerja, kuis dan lain -lain

7.     Menganalisis perbedaan antara kelas web dan regular

8.  Mempertimbangkan pedagogis online, verbal, visual, taktis, auditori, dan lain-lain.

Design (Rancangan)

Pengembangan diawali karena adanya masalah sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan perancangan strategi, materi, dan alat evaluasi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan gap atau masalah sebelumnya untuk dikembangkan. Fokus utama design yaitu memastikan semua elemen pembelajaran selaras dengan tujuan yang telah diidentifikasi pada tahap analisis. Tahap rancangan ini sangat penting karena akan mempengaruhi bagaimana peserta didik menerima dan memproses informasi, serta seberapa efektif mereka mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan

Development (Pengembangan)

Tahapan ini bertujuan untuk menghasilkan dan memvalidasi sumber belajar yang dipilih. Di sini perlu dilakuakn identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan alat serta bahan yang diperlukan untuk pembelajaran mulai dikembangkan. Setelahnya dilakukan evaluasi kecil terkait pengembangan sebelumnya. Pada tahap ini semua sumber belajar harus lengkap, termasuk strategi pembelajaran, media, dan RPP. Terdapat beberapa sintak pada tehap pengembangan, yakni menghasilkan konten, memilih atau membandingkan media, mengembangkan bimbingan untuk pendidik, melakukan revisi formatif, dan melakukan uji coba (Asmayanti, A. et al. 2021).

Implementation (Implementasi)

Tahapan selanjutnya yaitu implementation atau implementasi. Tahap ini berupaya untuk m. engimplementasikan rancangan perkembangan bahan ajar yang telah disiapkan pada situasi lapangan. Di tahap ini, rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada situasi yang nyata di kelas dan materi bahan ajar yang dikembangkan disampaikan. Seteleh dilakukan kegiatan pembelajaran , dilakukan juga evaluasi awal untuk memberikan umpan balik pada penerapan pengembangan bahan ajar berikutnya (Cahyadi, R. 2019).

Tujuan utama dalam langkah implemtasi antara lain:

1      Membimbing siswa untuk mencapai tujuanpembelajaran,

2  Menjamin terjadinya pemecahan masalahuntuk mengatasi persoalan yang sebelumnya dihadapi olehsiswa dalam proses pembejaran,

3      Memastikan bahwa padaakhir pembelajaran, kemampuan siswa meningkat

Evaluation (Evaluasi)

Selanjutnya adalah evaluation atau evaluasi. Ini merupakan tahapan terakhir pada model pembelajaran ADDIE. Di sini berlangsung sebuah proses yang dilakukan sedemikian rupa untuk memberikan nilai terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan dalam pembelajaran. Evaluasi dibagi menjadi dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka, bisa berupa kuis, tanya jawab, atau yang lainnya. Sedangkan evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan berakhir, bisa berupa ujian semester dan lainnya  secara keseluruhan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur kompetensi akhir atau tujuan pembejaran yang direncanakan. Hasil dari evalusi tersebut digunakan untuk memberikan umpan balik terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Kemudian revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh tujuan pengembangan bahan ajar.

Evaluasi terhadap pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan serta peningkatan kemampuan siswa yang merupakan dampakdari keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran,

2.1.3 Penerapan

ADDIE Design dapat diterapkan pada pembelajaran Fisika. Berikut contoh penerapan model ADDIE dalam pembelajaran Fisika topik Hukum Newton pada kelas X SMA.

1.     Anilysis:  Pembelajaran memiliki tujuan yakni siswa diharapkan memahami dan bisa menerapkan Hukum Newton untuk menganalisis berbagai fenomena fisika di sekitar mereka Guru menganalisis materi yang sulit dipahami siswa, yaitu konsep Hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa kelas X SMA yang memiliki kemampuan bervariasi dalam memahami fisika. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep gaya dan gerak.

2.     Design:

·   Tujuan pembelajaran: Setelah selesai pembelajaran, siswa mampu menjelaskan tiga Hukum Newton, menerapkan hukum-hukum tersebut dalam berbagai kasus fisika seperti gerakan benda, gesekan, dan interaksi antar benda, menyelesaikan soal-soal fisika terkait Hukum Newton.

·     Strategi pembelajaran: pendekatan inkuiri: Siswa diberikan fenomena fisika sederhana, misalnya gerakan benda di atas meja atau gaya yang mendorong objek. Mereka akan mencari tahu sendiri bagaimana hukum Newton bekerja. Diskusi kelompok: Siswa bekerja dalam kelompok untuk menganalisis kasus atau soal terkait penerapan Hukum Newton.

·       Materi pembelajaran: Presentasi atau video interaktif tentang Hukum Newton, simulasi menggunakan software fisika atau demonstrasi menggunakan alat sederhana seperti mobil mainan, penggaris, dan pemberat.

·   Media pembelajaran: Video animasi tentang Hukum Newton, alat peraga sederhana seperti mobil mainan dan jalur miring, dan simulasi fisika online (misalnya PhET) untuk menunjukkan hukum Newton dalam berbagai situasi.

·     Penilaian: evaluasi formatif melalui kuis interaktif atau aplikasi online setelah setiap hukum dijelaskan, evaluasi sumatif melalui soal uraian dan analisis kasus di akhir pembelajaran.

3.     Development: Guru membuat slide presentasi tentang Hukum Newton, serta menyiapkan alat-alat untuk eksperimen di kelas, guru menguji simulasi fisika untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan mudah diakses oleh siswa, guru mengembangkan soal kuis dan evaluasi sumatif berbasis aplikasi atau lembar kerja.

4.     Implementation: Pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan Hukum Newton melalui video pendek dan diskusi. Siswa melakukan eksperimen di kelas dengan menggunakan alat peraga untuk memahami hubungan gaya dan gerak sesuai dengan Hukum Newton. Guru menggunakan simulasi fisika untuk memperlihatkan berbagai penerapan Hukum Newton, seperti gerakan benda di permukaan kasar, benda jatuh bebas, dll. Dan diskusi kelompok diadakan untuk menyelesaikan soal dan kasus nyata yang terkait Hukum Newton.

5.     Evaluation: Kuis setiap sub materi dan soal ujian di akhir materi. Selanjutnya guru mengevaluasi hasil pembelajaran, melihat sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, dan apakah ada siswa yang masih mengalami kesulitan. Hasil ini digunakan untuk revisi dan perbaikan dalam sesi berikutnya

2.2 ASSURE Design

2.2.1 Pengertian

ASSURE Design merupakan pendekatan sistematis yang dirancang untuk membantu guru atau perancang instruksional dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang melibatkan media secara efektif. Model ini menekankan pentingnya pemanfaatan media dan teknologi untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. ASSURE merupakan akronim dari Analyze Learners, State Objectives, Select Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. ASSURE Design dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Heinich, Michael Molenda, dan James Russel dalam bukunya “Instructional Technology and Media for Learning” pada tahun 1990. Model ASSURE tidak berfokus pada guru atau metode pasif, tetapi memberikan langkah-langkah sistematis dalam memilih dan menggunakan media secara efektif. Melalui enam tahapnya, guru dapat menganalisis kebutuhan siswa, menentukan tujuan, memilih strategi dan media, serta melibatkan siswa secara aktif. Diakhiri dengan evaluasi, model ini memungkinkan pembelajaran yang fleksibel dan sesuai dengan kondisi kelas (Kosilah & Septian. 2020).

2.2.2 Komponen

ASSURE Design memiliki enam komponen utama yang merupakan langkah sistematis sebagai prosedur model pembelajaran, yakni sebagai berikut.

Analyze Learners (menganalisis peserta didik)

Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis peserta didik yang mana bertujuan untuk memahami karakteristik siswa yang menjadi dasar dalam perancangan pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis yaitu tingkat kemampuan awal siswa, preferensi gaya belajar, serta latar belakang siswa (Munandar, A. 2020).

State Objectives (menentukan tujuan)

Selanjutnya yakni merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Dalam menentukan tujuan harus jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran yang baik yaitu tujuan yang fokus pada hasil yang dapat diukur, berdasarkan kurikulum atau standar pembelajaran yang berlaku, berpusat pada siswa karena tujuan menggambarkan apa yang siswa akan pelajari bukan apa yang guru ajarkan, serta memiliki kriteria keberhasilan.

Select Media and Materials (memilih media dan bahan ajar)

Tahapan selanjutnya adalah pemilihan media dan bahan ajar yang paling sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini tidak bisa dipilih secara asal, namun harus relevan terhadap tujuan yang dirancang. Pemilihan media dan bahan ajar juga harus memperhatikan ketersediaan, keprektisan, serta variasi media agar pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

Utilize Media and Materials (menggunakan media dan bahan ajar)

Setelah memilih, selanjutnya adalah menggunakan media dan bahan ajar. Dalam penerapan rencana tersebut, harus memperhatikan kesesuaian dengan materi, dan penguasaan media. Sebelum digunakan di kelas sebaiknya dilakukan uji coba media yang digunakan.

Require Learner Participation (melibatkan siswa secara aktif)

Dalam menerapkan model ASSURE ini perlu memperhatikan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif dan interaksi dengan materi ajar. Untuk itu diperlukan aktivitas yang menarik minat siswa dan mendorong pemikiran kritis. Siswa harus menggunakan atau terlibat langsung dengan media yang dipilih, bukan hanya mengamati. Untuk memastikan keterlibatan seluruh siswa, bisa melakukan dorongan interaksi antar siswa untuk memperdalam pemahaman melalui diskusi atau kerja tim.

Evaluate and Revise (evaluasi dan revisi)

Tahap terakhir yaitu menilai efektivitas pembelajaran dan penggunaan media serta melakukan revisi untuk perbaikan di masa depan. Beberapa poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

·       Penilaian hasil belajar: Menggunakan alat penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

·       Umpan balik dari siswa: Mengumpulkan tanggapan siswa tentang pengalaman mereka dalam pembelajaran.

·       Evaluasi media dan bahan ajar: Menilai apakah media yang digunakan efektif dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

·       Revisi pembelajaran: Berdasarkan evaluasi, selanjutnya melakukan perbaikan pada strategi, media, atau materi yang kurang efektif.

2.2.3 Penerapan

ASSURE Design dapat diterapkan pada pembelajaran Fisika. Berikut contoh penerapan model ASSURE dalam pembelajaran Fisika topik Hukum Newton pada kelas X SMA.

1.     Analyze Learners: Kelas terdiri dari siswa berusia 16-17 tahun yang memiliki pengetahuan dasar tentang gerak dan gaya. Beberapa siswa cenderung visual, sedangkan yang lain lebih kinestetik. Siswa telah mempelajari konsep dasar tentang gerak benda, namun belum memahami hubungan antara gaya, massa, dan percepatan (Hukum Newton). Ada beberapa siswa dengan kesulitan memahami materi abstrak, sehingga diperlukan pendekatan visual dan simulasi interaktif.

2.     State Objectives: Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat: menjelaskan Hukum Newton I, II, dan III; menerapkan Hukum Newton dalam menyelesaikan masalah fisika terkait gerak benda; melakukan percobaan sederhana untuk menguji Hukum Newton II; menunjukkan partisipasi aktif dalam simulasi yang menggambarkan Hukum Newton.

3.     Select Media and Materials: Video edukatif tentang Hukum Newton yang menjelaskan masing-masing hukum secara visual, simulasi interaktif berbasis web (misalnya, PhET), alat percobaan sederhana (misalnya, kereta mainan, dinamometer, dan massa), modul fisika, lembar kerja siswa, dan rubrik penilaian untuk percobaan.

4.     Utilize Media and Materials:

§  Guru memulai dengan memutar video edukatif selama 10 menit yang menjelaskan tiga Hukum Newton. Video ini digunakan untuk memvisualisasikan konsep abstrak.

§  Setelah itu, siswa diberikan waktu untuk menggunakan simulasi interaktif pada komputer atau tablet, di mana mereka dapat mengatur massa dan gaya, lalu mengamati percepatan benda sesuai Hukum Newton II. Simulasi ini membantu siswa memahami hubungan antara variabel-variabel tersebut.

§  Terakhir, siswa melakukan percobaan langsung menggunakan kereta mainan dan dinamometer. Mereka mengukur gaya yang diberikan pada benda, massa benda, dan menghitung percepatannya, kemudian membandingkan hasilnya dengan simulasi.

5.     Require Learner Participation: Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk melakukan percobaan menggunakan alat yang disediakan. Setiap kelompok diminta mencatat data dan menganalisis hasil percobaan. Setelah percobaan, setiap kelompok akan mempresentasikan temuan mereka kepada kelas. Diskusi terbuka dilakukan untuk membandingkan hasil percobaan dengan simulasi. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bagaimana Hukum Newton dapat diterapkan dalam situasi kehidupan nyata, seperti pada gerak mobil atau roket.

6.     Evaluate and Revise:

§  Penilaian hasil belajar: Siswa dinilai berdasarkan pemahaman konsep melalui kuis singkat setelah pembelajaran, laporan hasil percobaan, dan presentasi kelompok.

§  Umpan balik: Guru mengumpulkan umpan balik dari siswa mengenai keefektifan video, simulasi, dan percobaan dalam membantu mereka memahami Hukum Newton.

§  Revisi pembelajaran: Jika ditemukan bahwa beberapa siswa masih kesulitan dengan simulasi atau percobaan, guru dapat memberikan tambahan penjelasan atau mengubah pendekatan di sesi selanjutnya, seperti menambahkan contoh-contoh lebih konkret atau memperlambat penggunaan simulasi untuk memastikan semua siswa memahami

 

BAB III

PENUTUPAN

3.1  Kesimpulan

ADDIE Design adalah model pembelajaran yang berfokus pada proses perancangan instruksional secara sistematis dan terstruktur. Model ini cocok digunakan dalam pengembangan materi yang komprehensif karena mengharuskan guru atau perancang pembelajaran untuk melalui lima tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Kelebihan ADDIE Design adalah pendekatan sistematis dan fleksibel, tetapi dapat memakan waktu lebih lama karena setiap tahap memerlukan analisis dan perencanaan yang matang.

ASSURE Design adalah model yang lebih berfokus pada penggunaan media dalam pembelajaran dan menekankan keterlibatan aktif siswa. Model ini terdiri dari enam tahap yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, Evaluate and Revise. Kelebihan model ini yaitu sangat efektif untuk pembelajaran berbasis media atau teknologi, karena menekankan penggunaan alat bantu pembelajaran dengan melibatkan partisipasi siswa. Model ini lebih praktis dibandingkan ADDIE dan dapat diterapkan dalam lingkungan pembelajaran yang sudah berlangsung.

Ada beberapa poin pembanding antara ADDIE dan ASSURE Design:

1.     ADDIE lebih berfokus pada keseluruhan proses desain pembelajaran dari awal hingga akhir, sedangkan ASSURE lebih terfokus pada penggunaan media dan interaksi siswa dalam pembelajaran.

2.     ADDIE lebih komprehensif dan bisa digunakan dalam proyek besar atau jangka panjang, sementara ASSURE lebih praktis dan cepat diterapkan untuk pelajaran harian, terutama yang menggunakan media teknologi.

Kedua model memberikan struktur yang jelas dan memungkinkan evaluasi yang terintegrasi untuk memastikan pembelajaran berlangsung secara efektif

3.2  Saran

Jika masih belum bisa menentukan ingin memilih apa di antara ADDIE Design dan ASSURE Design, model ADDIE dapat dipilih untuk perencanaan pembelajaran yang mendalam dan jangka panjang, seperti pengembangan kurikulum, dengan fokus pada analisis dan evaluasi untuk hasil optimal. Sementara itu, model ASSURE dapat dipilih untuk pembelajaran yang melibatkan media atau teknologi dengan pendekatan yang cepat dan praktis. Saat prosesn pembelajaran dimulai, siswa harus terlibat aktif. Jika memungkinkan, elemen dari kedua model tersedut bisa digabung sesuai kebutuhan agar pembelajaran lebih fleksibel dan efektif.


 

DAFTAR PUSTAKA

Asmayanti, A., Cahyani, I., Idris, N., S. 2021. Model ADDIE untuk Pengembangan Ajar Menulis Taks Eksplanasi Berbasis Pengalaman. Seminar Daring Internasional Riksa Bahasa XIV pg. 259-267.

Cahyadi, R.A.H. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model. Jurnal Halaqa vol. 3(1) pg. 35-43.

Kosilah & Septian. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ASSURE Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Penelitian vol.1(6) pg. 1139-1148.

Munandar, A. 2020. Desain Pembelajaran Model Assure dalam Meningkatkan Pembelajaran yang Berkwalitas. Al-Hasanah: Jurnal Pendidikan Agama Islam vol. 5(2) pg. 71-78.

Waruwu, M. 2024. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D): Konsep, Jenis, Tahapan dan Kelebihan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan vol. 9(2) pg. 1220-1330.


LAMPIRAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar